Godaan Kecil
Saat semua telah hadir dalam
angan dan mimpi memberi secercah harapan untuk setiap langkahnya. Harapan yang
besar untuk sebuah masa depan cerah, mimpi yang indah untuk dapat membangun
jembatan kebahagiaan.
Apakah semua itu mampu diwujudkan
saat duri-duri kehidupan menghadang, saat kekuatan yang telah di bangun
tergoyahkan hanya gara-gara sebuah godaan kecil yang berujung pada kebobrokan
akal nurani dalam kehidupan.
Hingga akhirnya ketidakberdayaan
itu telah menghancurkan angan dan mimpi indah yang telah menjadi suatu harapan
besar untuk terus melangkah dalam hidup ini.
Semuanya pun kembali dalam
belenggu kegelapan tanpa setitik cahaya yang terpancarkan dari apa yang telah
diharapkan, kini semuanya sirna dalam sekejap mata saja.
Batu Di Sungai
Aku kini hanya seperti batu di
sungai yang hanya bisa diam saat di terpa derasnya air yang mengalir, aku tak
mampu berbuat apapun agar dapat beranjak dari suasana ini, bahkan untuk
mengangakat kaki akupun tak sanggup, begitu pedih hingga tubuh terlunglai lemah
diatas duri-duri cinta.
Kisah yang selama ini terjadi
merupakan kekuatan dalam hidupku untuk tetap melangkah kedepan kini telah
sirna, aku hanya bisa diam dan menunggu datangnya keajaiban agar semua kembali.
Entah apa yang kini aku alami
sungguh tak mampu aku menjelaskan, semua harapan, cinta, kasih sayang, mimpi
yang indah dan angan-anganku selama ini hanya akan menjadi sebuah cerita tanpa
mampu lagi untuk diwujudkan.
Apa yang kurasaakan saat ini
membuat dada ini sesak, pikiranku melayang-layang hingga apa yang harus nya
tidak aku lakukan tapi aku lakukan, dan apa yang seharusnya aku lakukan aku
tidak lakukan, lalu hati ini rasanya ingin menjerit menghentak kan suara yang
teramat sakit, kepedihan yang terasa telah membawa butiran-butiran air mata menetes
namun tak seorangpun mengerti.
Apa aku terlalu egois ? ataukah aku orang yang
tak berpengertian ? atau aku orang jahat yang selalu saja menyakiti dan membuat
sengsara orang lain ? kemana harus kucari jawaban itu agar rasa sakit ini
mengerti kapan dia akan berhenti menggrogoti jiwa raga dan hatiku yang telah
kosong dari kasih dan sayangmu.
Keluh Kesah Hidup
Aku yang hina ini menjalani hidup
dalam keluh kesah yang dapat menguncang dunia, membahana bagaikan deru angin
yang menggoyangkan pepohonan.
Dalam setiap detiknya aku selalu
berfikir bagaimana aku bisa lepas dari belenggu kejahatan dunia yang selalu
menghantuiku.
Mengiris hati membuatku merasa
bahwa hidupku sudah tak lama lagi karena sudah renta, untuk mampu menerima
semuanya.
Jeritan tangis menggelegar
memecahkan keheningan hati yang sedang lara, hingga dapat melelehkan
butiran-butiran kristal yang keluar dari mata.
Melululantahkan semua pikiran
jernih merusak jiwa yang telah kosong dalam kesucian yang seharusnya.
Hatiku yang telah hancur ini
bertambah parah seketika saat kekecewaanku terhadap sesuatu yang tak kuinginkan
tercapai, sungguh lengkap sudah semuanya.
Cerita ini akan berakhir dengan
sendirinya saat raga tak lagi menyatu dengan jiwa, saat roh ini dicabut lalu
dibawa kealamnya hingga hari akhir menunggu.
Saat roh dicabut hingga raga dan
jiwa ini tak lagi menyatu hingga akhirnya tak ada lagi yang dapat dirasakan,
dingin udara yang menusuk tulang, kasarnya jalan yang dilalui, indahnya
pemandangan sore hari, dan nikmatnya kasih sayang orang tua, yang dirasakan
hanyalah nikmatnya sakaratul maut yang telah menjemput hingga hela nafas
terakhir berhembus.